Metaphysical Poet-nya Elliot
May 25, 2011
Posted by
yogaptek
| Waktu baca:
Dalam esai Metaphysical Poetnya ini, Eliot ingin menekankan tentang ‘Dissociation of Sensibility’. Sebelum menjelaskan lebih lanjut tentang Dissociation of Sensibility, perlu kita ketahui tentang apa itu Metaphysical Poets, menurut kamus teori dan istilah-istilah Sastra The Penguin Dictionary of Literary Terms And Literary Theory, Metaphysical poets adalah istilah yang secara umum disandarkan pada kelompok penyair abad ke 17 terutama Donne, Carew, George Herbert, Crashaw, Henry Vaughan, Marvell, Cleveland dan Cowley.
Metaphysical juga dikaitkan dengan apa saja yang subjeknya berisikan mengenai perbandingan, metaphor. Yang lebih lanjut istilah metaphor ini berkaitan dengan term conceit, istilah yang masih digunakan sebagai sinonim dari ‘thought’ dan secara kasar disamakan dengan istilah ‘concept’, ‘idea’ dan ‘conception’. Yang sangat berkaitan dengan conceit ini adalah intelektual daripada sensuous, dan istilah ini terutama sekali dihubungkan dengan Metaphysical Poets.
Metaphysical Poets --> Metaphor --> Conceit
Hal ini lah yang ingin diangkat oleh Eliot dalam Esainya Metaphysical Poets, mereka lebih mementingkan esensi daripada sensibility. atau disebut dengan istilah Dissociation of Sensibility, pemisahan antara esensi dengan sensibility. Pemisahan ini dilakukan oleh Dryden, Milton dan para sastrawan pada saat itu.
“In the seventeenth century a dissociation of sensibility set in, from which we have never recovered; and this dissociation, as is natural, was aggravated by the influence of the two most powerful poets of the century, Milton and Dryden.”
Ada beberapa factor yang menyebabkan sensibility hilang pada saat itu, salah satunya adalah gaya aliran protestant yang lebih cenderung suka menjelaskan, aliran seperti ini selalu mencari esensi, dan kecenderungan aliran seperti ini adalah mencari abstraksi/esensi dan lebih mengenyampingkan bahkan menghilangkan sisi sensibilitas.
Tennyson and Browning are poets, and they think; but they do not feel their thought as immediately as the odour of a rose. A thought to Donne was an experience; it modified his sensibility. When a poet's mind is perfectly equipped for its work, it is constantly amalgamating disparate experience; the ordinary man's experience is chaotic, irregular, fragmentary. The latter falls in love, or reads Spinoza, and these two experiences have nothing to do with each other, or with the noise of the typewriter or the smell of cooking; in the mind of the poet these experiences are always forming new wholes.
Dari kutipan esai diatas, kita bisa melihat bahwasannya Eliot berusaha mengangkat kembali unsur sensibilitas (segala sesuatu yang bisa tercium indera) – dengan tanpa menghilangkan esensi – dalam lingkup Metaphysical Poets seperti yang dilakukan oleh aliran metaphysical poets sebelumnya, Donne. Bagi Eliot, Donne tidak menghilangkan unsur sensibilitas, karena ketika seorang poet berfikir dalam karyanya, secara langsung semuanya akan bercampur dengan berbagai pengalaman yang mungkin sedang kacau atau tidak menentu, atau mungkin ketika membuat sebuah karya, pikiran bercampur dengan suara ketikan atau bau masakan, bagi Donne, pikiran adalah sebuah pengalaman.
Esai ini, ditujukan bukan hanya kepada para penikmat seni, tetapi juga pembuat karya sastra itu sendiri, dan membuat para seniman modern agar lebih berhati-hati didalam berkarya.
_____________________________________________________
"Sejarah Kritik Sastra Amerika"
_____________________________________________________
"Sejarah Kritik Sastra Amerika"
semoga analisis yang dangkal ini bisa lebih mencerahkan....
Wallahua'lam...;-)
Wednesday, January 19, 2011, 10:50:03 PM
yoga sudarisman
American Studies
Subscribe to:
Post Comments
(Atom)
0 comments:
Post a Comment