Ini Bukan Judulnya
June 10, 2011
Posted by
yogaptek
| Waktu baca:
Satu hal yang aku paling sukai adalah kejujuran. Dan satu hal yang paling aku benci adalah kesombongan.
Entah mengapa, dari dulu aku selalu suka dan simpati dengan mereka yang jujur.
Ahh..mungkin karena aku kerap tidak jujur dengan diriku sendiri. Mungkin. Memang sangat sulit untuk melihat orang itu jujur atau tidak. Tapi, ada satu tips yang saudara bisa pegang, saat ada orang yang berucap A dan berbuat segala hal tentang A, bisa jadi dia jujur. Tapi saat ia berucap A tetapi pada realisasinya sama sekali tidak melihat apa yang diucapkan, kemungkinan besar, dia tidak jujur. Jangankan pada orang lain, pada dirinya saja sudah....yaa, begitu, lah. Kadang aku seperti itu, hahay!
Next, orang takabur. Aku sangat tidak suka, sangat amat super duper tidak suka dengan mereka yang takabur. Entahlah...mungkin karena aku takabur, aku sadar itu.
Ada dua ciri yang dikatakan manusia sudah sampai pada tingkat sombong. Pertama, orang sombong itu mendustakan kebenaran, mereka selalu tidak percaya pada kebenaran. Kalau mereka dikasih tau ini, mereka tidak mau. Dikasih saran itu, mereka enggan menerima, selalu ada pembenaran terhadap apa yang mereka yakini. Kedua, yang dikatakan sombong itu saat mereka sudah meremehkan orang-orang yang berada di sekitar mereka. Baik meremehkan paham, ide, kedudukan, atau apa sajalah itu yang menunjukkan mereka sajalah yang paling tinggi. Sangat mudah mungkin untuk melilhat orang yang takabur atau tidak. Kedua ciri itu aku kutip dari ceramah Aa Game...joos!!
Yang paling membuatku mendidih saat melihat orang takabur adalah karena mereka tidak ingat lagi posisi mereka berada di mana, siapa yang memberikan nikmat sekarang ini...itu saja.
Hidupku antara 2 hal itu. Obsesi untuk menjadi orang jujur dan kecewa karena aku pun takabur.
Memang tidak selalu, orang jujur pasti baik dan orang yang suka bohong itu salah...tidak. Tapi kalaulah mengingat celah yang 'diizinkan' untuk kita berbohong demi kebenaran, itu sangat sedikit. Sangat sempit. Misalnya, kita berbohong tentang seseorang atau sesuatu karena pada waktu perang dan demi kemaslahatan satu kaum, itu dibolehkan.
Hmmm, ternyata sangat sempit ruangnya untuk kita berbohong. Dan untuk masa sekarang dan selanjutnya, mungkin harus jujur.
Sedang untuk takabur, nampaknya tak ada ruang untuk kita berbuat takabur. Aku yakin, tidak ada ruang.
Sebenarnya isi note di atas ini bukan pertama kali aku tulis. Aku sering menulis isi seperti ini. Namun sering lupa. Aku tulis lagi sekarang berharap aku ingat selalu. Sekalipun kedua hal di atas ada dalil naqly-nya (dalil yg bersumber dari Qur'an dan Hadits), aku tidak berani memasukkannya karena ini bukan tentang khutbah jum'at barusan. Khutbah jum'at barusan berjudul tentang segala perbuatan baik ada balasannya. Pun juga dengan segala perbuatan jelek, akan ada balasannya. Aku tidak tau judul note ini tentang apaan. Kedua hal di atas bukan judulnya.
Blog Coretan Absurd Hikmah
Entah mengapa, dari dulu aku selalu suka dan simpati dengan mereka yang jujur.
Ahh..mungkin karena aku kerap tidak jujur dengan diriku sendiri. Mungkin. Memang sangat sulit untuk melihat orang itu jujur atau tidak. Tapi, ada satu tips yang saudara bisa pegang, saat ada orang yang berucap A dan berbuat segala hal tentang A, bisa jadi dia jujur. Tapi saat ia berucap A tetapi pada realisasinya sama sekali tidak melihat apa yang diucapkan, kemungkinan besar, dia tidak jujur. Jangankan pada orang lain, pada dirinya saja sudah....yaa, begitu, lah. Kadang aku seperti itu, hahay!
Next, orang takabur. Aku sangat tidak suka, sangat amat super duper tidak suka dengan mereka yang takabur. Entahlah...mungkin karena aku takabur, aku sadar itu.
Ada dua ciri yang dikatakan manusia sudah sampai pada tingkat sombong. Pertama, orang sombong itu mendustakan kebenaran, mereka selalu tidak percaya pada kebenaran. Kalau mereka dikasih tau ini, mereka tidak mau. Dikasih saran itu, mereka enggan menerima, selalu ada pembenaran terhadap apa yang mereka yakini. Kedua, yang dikatakan sombong itu saat mereka sudah meremehkan orang-orang yang berada di sekitar mereka. Baik meremehkan paham, ide, kedudukan, atau apa sajalah itu yang menunjukkan mereka sajalah yang paling tinggi. Sangat mudah mungkin untuk melilhat orang yang takabur atau tidak. Kedua ciri itu aku kutip dari ceramah Aa Game...joos!!
Yang paling membuatku mendidih saat melihat orang takabur adalah karena mereka tidak ingat lagi posisi mereka berada di mana, siapa yang memberikan nikmat sekarang ini...itu saja.
Hidupku antara 2 hal itu. Obsesi untuk menjadi orang jujur dan kecewa karena aku pun takabur.
Memang tidak selalu, orang jujur pasti baik dan orang yang suka bohong itu salah...tidak. Tapi kalaulah mengingat celah yang 'diizinkan' untuk kita berbohong demi kebenaran, itu sangat sedikit. Sangat sempit. Misalnya, kita berbohong tentang seseorang atau sesuatu karena pada waktu perang dan demi kemaslahatan satu kaum, itu dibolehkan.
Hmmm, ternyata sangat sempit ruangnya untuk kita berbohong. Dan untuk masa sekarang dan selanjutnya, mungkin harus jujur.
Sedang untuk takabur, nampaknya tak ada ruang untuk kita berbuat takabur. Aku yakin, tidak ada ruang.
Sebenarnya isi note di atas ini bukan pertama kali aku tulis. Aku sering menulis isi seperti ini. Namun sering lupa. Aku tulis lagi sekarang berharap aku ingat selalu. Sekalipun kedua hal di atas ada dalil naqly-nya (dalil yg bersumber dari Qur'an dan Hadits), aku tidak berani memasukkannya karena ini bukan tentang khutbah jum'at barusan. Khutbah jum'at barusan berjudul tentang segala perbuatan baik ada balasannya. Pun juga dengan segala perbuatan jelek, akan ada balasannya. Aku tidak tau judul note ini tentang apaan. Kedua hal di atas bukan judulnya.
Blog Coretan Absurd Hikmah
Subscribe to:
Post Comments
(Atom)
0 comments:
Post a Comment