Tak Akan Melangkah Lebih Jauh Lagi
November 10, 2011
Posted by
yogaptek
| Waktu baca:
Hati kita sering terbeli, oleh orang yang berbuat baik kepada kita,
timbullah cinta, cinta yang membuat kita ringan berbuat, bahkan berkorban.
kita cinta kepada orang tua yang sudah banyak memberi kebaikan.
kita pun cinta kepada siapa saja, yang membuat kita mendapatkan nikmat kebaikan.
tapi sesungguhnya semua sumber kebaikan, hanyalah dari Allah...
sedangkan makhluk, hanyalah jalan nikmat yang Dia berikan kepada kita...
maka cinta sejati kita adalah cinta kepada sumber kebaikan, sumber segala kenikmatan dan kebahagiaan yang sampai kepada kita, Dialah....Allah.
Sudah 3 hari belakangan ini, pikiranku melanglang entah kemana. Kadang mencoba menerka hampir setiap pikiran orang. Aku memikirkan pikiran Elliot tentang Anthropology, memikirkan kepala Aarseth tentang video games, aku memikirkan Homerin tentang agama, aku memikirkan pikiran teman-teman, aku memikirkan tentang orang tua, aku memikirkan tentangnya, aku memikirkan dosen, aku memikirkan semuanya.
Tololnya aku! seolah ingin menggeser peran Atid, yang aku pikirkan adalah mencatat semua amalan buruk dari setiap manusia, dan lebih tolol lagi saat aku ingin mencapai kesempurnaan. Aku ingin membalas semua orang yang berbuat kebaikan dengan sempurna. Itu semuanya sudah ada yang mengatur. Allah yang maha sempurna memberikan Rahmaan Rahiim Nya tanpa pilih kasih kepada semua makhluk-Nya.
Manusia, sudah jelas, tidak masuk ke dalam kategori sempurna. Seadil-adilnya manusia, tentu ia berkhianat. Entah siapa yang mereka khianati. Tapi aku yakin, mereka pasti berkhianat. Bahkan diri mereka sendiri, mereka khianati.
Seperti ucapan Aa Gym di atas, hampir semua orang akan rela berkorban hanya karena dirinya menerima kebaikan dari makhluk. Sudah jelas mereka akan pilih kasih.
Kita terlalu sibuk memikirkan kebaikan orang tua, lebih sibuk lagi memikirkan balasan apa yang akan kita kasih kepada orang tua. Kita pusing dengan kebaikan seseorang, dan jauh lebih pusing lagi ketika kita ingin membalas kebaikanya dengan sesuatu yang lebih berharga. Kita tengah sibuk, kita sedang pusing dengan kebaikan orang. Bayangkan, dengan kebaikan orang!! itulah yang dinamakan Cinta. Karena kita cinta kepada orang tua yang sudah memberikan kita kebaikan, kita rela berkorban menuju apa yang mereka idamkan. Kita cinta kepada seseorang yang sudah mencurahkan kebaikan, maka kita pun berkorban tak sekedar ingin membalasnya, tapi 'mencatat'nya dalam hati. Tapi beranikah kita berkorban untuk Dia yang senantiasa memberikan kebaikan kepada para makhluk-Nya?.
Catat! itu baru kebaikan. Kita sangat sibuk dan pusing memikirkan balasannya. Tak terbayangkan saat manusia dihadapkan dengan kejelekan seseorang.
Stop sampai sini. Aku tidak akan turut campur tugas malaikat Atid. Aku tidak akan mencatat terlebih mengingat kejelekan seseorang. Stop sampai sini. Aku tidak akan mampu memberikan kesempurnaan kepada mereka yang sudah memberikan kebaikan. Biarlah Allah sumber kebaikan yang akan menyempurnakannya. Yang akan menutup aibku. Aku yakin itu, karena Dia sebaik-baiknya Pengasih, sebaik-baiknya Penyayang.
Pikirkanlah apakah setiap gerakmu akan dibalas baik atau buruk oleh sang Maha Meliput? Saat kita khawatir jikalau langkah kita tidak diganjar kebaikan, itulah bentuk cinta kita kepada-Nya.
Hitunglah kebaikan orang. Kau akan tau begitu banyak keburukan dalam dirimu.
Dan Lupakanlah keburukan orang. Segera kau akan tau, itulah kebaikanmu.
Blog Hikmah
Subscribe to:
Post Comments
(Atom)
0 comments:
Post a Comment