Melepas Payah
January 07, 2012
Posted by
yogaptek
| Waktu baca:
Ditemani alunan instrumen Kitaro, malam merangkak menuju sepi
meninggalkan keramaian di siang hari, mengantar pulang segala urusan sepanjang hari
di dinding ini, kulihat dua ekor cicak sedang bermesraan, salah satu ekornya digigit penuh manja
Ah, dasar cicak...
tahu waktu, tak tahu tempat.
Kitaro kian memuncak menggapai reff...
tak sepadan, memang,
malam yang sepi dihiasi genderang Kitaro
Oh, dasar aku...
tahu tempat, tak tahu waktu.
Pernah mendengar lagunya yang berjudul Koi?
Belum?!
Dengarkanlah...
Aku sudah mendengarnya dari semenjak aku kecil
biasa diputar di waktu pagi, di radio,
bukan di tempatmu, tapi di tempatku
Kudengarkan berhari-hari, kuputar bertahun-tahun
tapi tetap, aku tak bisa menangkap apa yang ingin disampaikannya
yang kutahu hanya gelik suara suling Cina,
pikiranku membayangkan peristiwa sehabis perang...
kebudayaan hancur dimakan hasil kebudayaan itu sendiri
peradaban musnah dilahap hasil peradaban itu sendiri
P A Y A H...
Menjelang akhir lagu, bayanganku terhalau oleh alunan penuh kegembiraan
entah...
entah apakah itu suatu pertanda,
bahwasannya sebesar apapun badai,
toh nanti akan pasti berganti, dan selalu berlalu.
L E P A S...
meninggalkan keramaian di siang hari, mengantar pulang segala urusan sepanjang hari
di dinding ini, kulihat dua ekor cicak sedang bermesraan, salah satu ekornya digigit penuh manja
Ah, dasar cicak...
tahu waktu, tak tahu tempat.
Kitaro kian memuncak menggapai reff...
tak sepadan, memang,
malam yang sepi dihiasi genderang Kitaro
Oh, dasar aku...
tahu tempat, tak tahu waktu.
Pernah mendengar lagunya yang berjudul Koi?
Belum?!
Dengarkanlah...
Aku sudah mendengarnya dari semenjak aku kecil
biasa diputar di waktu pagi, di radio,
bukan di tempatmu, tapi di tempatku
Kudengarkan berhari-hari, kuputar bertahun-tahun
tapi tetap, aku tak bisa menangkap apa yang ingin disampaikannya
yang kutahu hanya gelik suara suling Cina,
pikiranku membayangkan peristiwa sehabis perang...
kebudayaan hancur dimakan hasil kebudayaan itu sendiri
peradaban musnah dilahap hasil peradaban itu sendiri
P A Y A H...
Menjelang akhir lagu, bayanganku terhalau oleh alunan penuh kegembiraan
entah...
entah apakah itu suatu pertanda,
bahwasannya sebesar apapun badai,
toh nanti akan pasti berganti, dan selalu berlalu.
L E P A S...
Blog Coretan Absurd
Subscribe to:
Post Comments
(Atom)
0 comments:
Post a Comment