Lebih Baik Telat Daripada Tidak Sama Sekali

Memang, saya selalu terdiam saat teman-teman Muallimien (setingkat SMA) berbicara tentang masa lalu mereka yang asyik berpartisipasi dalam event haflah imtihan—kegiatan setelah berakhirnya ujian akhir.
Saya terdiam karena memang tidak ikut andil dalam acara itu.
Saya tidak punya cerita apa pun.
Saya terlalu asyik dengan kesendirian saat itu.
Bagaikan seekor ulat, saya terlalu yakin bahwa suatu hari nanti akan berubah dan dikagumi banyak orang karena keelokan saya.
Itulah pikiran saya saat masih ABG, dan saya rasa itu wajar—seseorang sedang membutuhkan pengakuan.
Ulat memang aneh, mungkin karena ia ingin diperhatikan. 😄

Sedikit bercerita tentang asyiknya saya dengan kesendirian...

Semuanya berubah sejak komputer masuk ke rumah pada tahun 2001.
Kehidupan saya seolah hanya berputar di sekitar program-program dalam komputer Pentium II.
Saya menganggap semua orang yang tidak bisa diajak berdiskusi tentang komputer sebagai orang yang payah.
Saya pun mulai mengacuhkan mereka—mendiamkan teman-teman, bahkan semua orang di sekitar saya.
Kini, hanya saya dan komputer saya.

Hari demi hari, saya semakin yakin bahwa dunia ini akan dikendalikan oleh sistem berbasis komputer.
Sejak itu, saya tergila-gila dengan berbagai perkembangan teknologi.
Saat orang tua saya pergi ke luar kota, saya berusaha meminta dibelikan CD program yang sudah saya catat sebelumnya—hasil contekan dari majalah gratis yang saya baca di pinggir jalan.
Saat saya bermain ke luar kota pun, saya sempatkan membeli beberapa CD aplikasi untuk saya otak-atik di rumah.
Bukan apa-apa, semuanya harus dibeli di luar kota karena di Garut saat itu belum ramai penjual CD program komputer—kalah ramai dengan CD PlayStation.

Hingga akhirnya saya berpikir: saya memang bukan siapa-siapa, dan bukanlah apa-apa.
Tapi kelak, orang-orang akan membutuhkan komputer, dan saya harus menguasai apa yang mereka butuhkan.
Sampailah saya pada titik kehilangan beberapa momen penting saat duduk di bangku SMA, karena terlalu sibuk berjibaku sendirian di depan layar komputer.

Ah, cerita yang sangat membosankan...

Kembali ke topik haflah imtihan, saya memang tidak begitu tertarik dengan event itu.
Sampai-sampai saya mendengar selentingan bahwa saya tidak pandai bersosialisasi, tidak gaul atau solider kalau bahasa anak mudanya.
Ah, apalah itu.
Seperti halnya saat saya dilahirkan—datang sendirian, dan kelak pun akan kembali sendirian.
Tidak akan membawa teman-teman, atau siapa pun.
Pikiran saya saat itu sangat egois.

Apa intinya saya bercerita panjang lebar tentang kesibukan saya dengan kesendirian dan nyanyian teman-teman saat kumpul bareng membahas topik yang sama: tentang haflah imtihan?

Hampir sembilan tahun saya menyesali ketidakterlibatan saya dalam acara haflah imtihan.
Saya coba membayar dengan ikut berpartisipasi dalam program KKN kampus.
Sekalipun banyak agenda yang mirip dengan haflah imtihan—seperti mencari donasi ke berbagai perusahaan, membuat acara semeriah mungkin di lokasi KKN—tetap saja, saat teman-teman Muallimien bercerita tentang haflah imtihan, saya masih merasa berat.
Belum terbayar, menurut saya.

Saya coba ambil sedikit bagian dalam kegiatan-kegiatan MUI yang hampir mirip dengan haflah imtihan, seperti berjualan berbagai produk bacaan dan menjadi seseorang yang bisa menyukseskan berbagai agenda pembuat hajat.
Namun lagi-lagi, kisah itu hilang termakan cerita teman-teman tentang ramainya haflah imtihan.

Sampai akhirnya saya bergabung dalam hajat yang sangat istimewa:
Seminar Internasional—acara yang sangat menguras pikiran dan waktu.
Saya begitu senang karena bisa turut berpartisipasi.
Dan saat acara itu berakhir, saya merasa sudah menghapus penyesalan bertahun-tahun tentang apa yang sering teman-teman Muallimien ceritakan.
Tentang ramainya haflah imtihan...
Kini saya pun punya cerita yang tidak kalah seru.
Dan mungkin, sebagian besar teman-teman Muallimien saya akan terdiam seperti halnya saya dulu saat mendengar cerita mereka.
Ini cerita baru saya: tentang Seminar Internasional. 😄

Walaupun saya yakin, saya masih menyesal tidak ikut bergabung dengan kalian di event haflah imtihan.
Ingin sekali saya menekan tombol CTRL+Z (undo) untuk kembali ke masa sembilan tahun silam.
Namun sayang, saya tidak tahu harus menekan tombol itu di mana... 😢

Comments