Cahaya Hati: Bahaya Pujian
September 10, 2012
Posted by
yogaptek
| Waktu baca:
Baru-baru ini,
saya mendapatkan tautan terbaru tentang ceramah Abdullah Gymnastiar. Alhamdulillah, untuk jiwa yang kerontang, ceramah ini sangat
indah. Nah, dalam rangkaian acara tulis menulis ini, terbesit dalam
benak saya ingin menuliskan beberapa tema yang sangat mudah dipahami.
Semoga isi ceramahnya menambah ilmu untuk menggapai ridho Allah SWT
khususnya buat sang penceramah, untuk saya dan umumnya bagi kita yang
membacanya. Aamiin.
Tema pertama catatan ini tentang Bahaya Pujian (semoga inti dari ceramahnya tidak hilang dengan tulisan ini).
Bismillahirrahmaanirrahiim...
Pujian itu lezat, dan memabukan. Layaknya minuman keras yang dapat membuat tingkah dan pikiran tidak normal. Orang yang mabuk pujian juga membuat dirinya bertingkah tidak normal. Otak akan error karena dalam pikiran bersliweran gimana caranya menggapai pujian. Memilih baju lama dengan harapan ingin dipuji, zikir lama dengan harapan ingin dipuji, dan sebagainya. Penyakit hati akan banyak bermunculan dari haus pujian ini, kita akan menjadi munafiq, tidak menjadi diri sendiri dan bahkan akan lupa dengan kesalahan diri sendiri.
Rasulullah menganjurkan untuk menaburkan pasir kepada orang yang senang memuji berlebihan. Tentu kita tidak usah membawa pasir kemana-mana untuk orang yang seperti itu. Namun yang perlu diingat dalam proses dalam Puji-Memuji:
Tema pertama catatan ini tentang Bahaya Pujian (semoga inti dari ceramahnya tidak hilang dengan tulisan ini).
Bismillahirrahmaanirrahiim...
Pujian itu lezat, dan memabukan. Layaknya minuman keras yang dapat membuat tingkah dan pikiran tidak normal. Orang yang mabuk pujian juga membuat dirinya bertingkah tidak normal. Otak akan error karena dalam pikiran bersliweran gimana caranya menggapai pujian. Memilih baju lama dengan harapan ingin dipuji, zikir lama dengan harapan ingin dipuji, dan sebagainya. Penyakit hati akan banyak bermunculan dari haus pujian ini, kita akan menjadi munafiq, tidak menjadi diri sendiri dan bahkan akan lupa dengan kesalahan diri sendiri.
Rasulullah menganjurkan untuk menaburkan pasir kepada orang yang senang memuji berlebihan. Tentu kita tidak usah membawa pasir kemana-mana untuk orang yang seperti itu. Namun yang perlu diingat dalam proses dalam Puji-Memuji:
- Kita dipuji, bukan karena kelebihan kita. Tapi semata-mata Allah menutup kekurangan/aib kita.
- Allah menggerakan orang yang memuji kita, untuk menguji keikhlasan kita. Apakah kita ikhlas mengerjakan hal-hal dalam perkara ibadah ataupun urusan muamalah.
Hal yang akan membantu kita untuk berbuat ikhlas adalah tafakur dan terus bersyukur karena Allah masih menutup aib kita. Bagaimana kalau Allah membeberkan aib kita semuanya? Naudzubillah...
Mudah bagi Allah untuk menjatuhkan kita dengan membuka satu aib kecil dari diri kita. Sekalipun bergabung jin dan manusia untuk menaikkan derajat kita tetapi kalaulah Allah tidak ridha, Demi Allah, derajat kita tidak akan terangkat. Selanjutnya, yang akan membantu kita agar tetap berada di jalur ikhlas yakni kaitkan semua pujian orang dengan nama Allah menggunakan kalimat Alhamdulilah "Segala Puji hanya bagi Allah", dengan kalimat itu, semua pujian hanya milik-Nya, kita sama sekali tidak mendapat bagian dari pujian walaupun hanya secuil. Dan, kalimat itu sedikit banyak membantu kita untuk tidak menjadi sombong, insya Allah.
Jangan ingin dipuji jangan takut dicaci. Jangan ingin dipuja, jangan takut dicerca.
Semoga kita tidak tergolong ke dalam orang-orang yang riya, yang mabuk dengan pujian orang.
-Aamiin-
Blog Hikmah