Empat Hari Kemarin
September 10, 2012
Posted by
yogaptek
| Waktu baca:
Pulang dari Yogyakarta memang membuat saya senang. Tak pelak rasa senang berlebihan itu
justru mengundang rasa sakit. Karena memang betul kata seseorang yang
identitasnya dirahasiakan (tak ingin menyebutkan namanya karena dia
sedang sibuk mancing di sungai Cimanuk), katanya senang berlebihan akan
berujung sakit. Tertawa terbahak adalah persiapan menuju tangisan dan
tegarlah dalam keterpurukan ketika kau menyayangi berlebihan. Masuk akal
juga si pemancing itu berkata.
Bilamana dirimu sedang senang, kau tak akan memikirkan seberapa kuatkah kesenangan dalam dirimu akan bersemayam. Mungkin kesenangan itu akan sirna hanya dengan makanan mewah daging gepuk yang menyangkut di gigimu dan karena kesenanganmu yang lebay, kau tak sadar bahwa kau sedang mempunyai sakit gigi. Seperti itulah ringkasnya. Kesenangan yang berlebihan akan memangkas warasmu. Barulah ketika berganti sakit atau sedih, kau akan tersadar. Minggu yang lalu, hari yang kemarin, jam yang tadi, detik yang barusan akan berbeda dengan saat yang ini. Boleh jadi detik barusan kau terbahak tertawa, bergulir ke detik selanjutnya menjadi isakan tangis. Begitulah kata si pemancing.
Sebelum memancing ke sungai Cimanuk, ia menitipkan buku hariannya yang lumayan masih kosong. Hanya 4 lembar yang terisi. 4 lembar untuk 4 hari dengan judul Empat hari kemarin. Kuperhatikan dengan saksama, ia tulis harinya per ayat. Sekilas seperti kitab suci.
Hari Pertama
Siap Siaga
Dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan daging, (01)
Pujilah Allah yang telah menyelipkan sesuatu di antara kedua rahangmu, di dalam mulutmu yang kering, (02)
Barang siapa yang menjaga sesuatu tersebut dari pesakitan, mohon untuknya ampunkanlah, (03)
dan barang siapa yang membiarkannya lepas dari sehatnya, bersiap siagalah (04)
Hari Kedua
Pesakitan
Mereka berkata kepadamu tentang apa yang sedang terjadi, (01)
katakanlah pesakitan ini terjadi akibat ulahmu sendiri, bukan ulah mereka (02)
maka di antara mereka ada yang benar-benar menaruh perhatian padamu dan adapula yang membalikkan badannya (03)
cukuplah Allah yang maha menaruh perhatian (04)
Mereka berkata lagi kepadamu tentang apa yang sebenarnya terjadi (05)
katakanlah kepada mereka tentang kenikmatan yang berlimpah (06)
bukan tentang susahnya makan, (07)
bukan tentang susahnya bicara, (08)
bukan tentang susahnya meludah, (09)
dan berlindunglah dari orang-orang yang sering mengeluh (10)
Hari Ketiga
S.G.N.M
Maka ketika didatangkan kepadamu waktu sore dan malam (01)
segeralah memohon ampun, (02)
mereka bertanya kepadamu tentang apa yang terjadi di waktu sore dan malam (03)
katakanlah bahwa waktu sore dan malam waktu di mana setan bersemangat melalaikanmu (04)
mereka masih bertanya kepadamu tentang apa yang sebenarnya yang menimpa dirimu (05)
mereka itulah orang-orang yang telah ditutup mata hatinya, mata otaknya, mata telinganya (06)
katakanlah ini SGNM (07)
mereka bertanya apa itu SGNM (08)
berlindunglah kepada Tuhanmu dari jilatan api neraka (09)
katakanlahl SGNM itu singkatan dari Sariawan Goblog Nanya Melulu (10)
maka mulutnya terkunci (11)
Hari Keempat
Renungan
masihkah kau akan berlaku sombong terhadap sesama ? (01)
hanya dengan luka kecil di lidahmu saja pun, kau tidak berdaya (02)
hanya kepada Allahlah segala urusan dikembalikan. (03)
Bilamana dirimu sedang senang, kau tak akan memikirkan seberapa kuatkah kesenangan dalam dirimu akan bersemayam. Mungkin kesenangan itu akan sirna hanya dengan makanan mewah daging gepuk yang menyangkut di gigimu dan karena kesenanganmu yang lebay, kau tak sadar bahwa kau sedang mempunyai sakit gigi. Seperti itulah ringkasnya. Kesenangan yang berlebihan akan memangkas warasmu. Barulah ketika berganti sakit atau sedih, kau akan tersadar. Minggu yang lalu, hari yang kemarin, jam yang tadi, detik yang barusan akan berbeda dengan saat yang ini. Boleh jadi detik barusan kau terbahak tertawa, bergulir ke detik selanjutnya menjadi isakan tangis. Begitulah kata si pemancing.
Sebelum memancing ke sungai Cimanuk, ia menitipkan buku hariannya yang lumayan masih kosong. Hanya 4 lembar yang terisi. 4 lembar untuk 4 hari dengan judul Empat hari kemarin. Kuperhatikan dengan saksama, ia tulis harinya per ayat. Sekilas seperti kitab suci.
Hari Pertama
Siap Siaga
Dengan menyebut nama Tuhanmu yang telah menciptakan daging, (01)
Pujilah Allah yang telah menyelipkan sesuatu di antara kedua rahangmu, di dalam mulutmu yang kering, (02)
Barang siapa yang menjaga sesuatu tersebut dari pesakitan, mohon untuknya ampunkanlah, (03)
dan barang siapa yang membiarkannya lepas dari sehatnya, bersiap siagalah (04)
Hari Kedua
Pesakitan
Mereka berkata kepadamu tentang apa yang sedang terjadi, (01)
katakanlah pesakitan ini terjadi akibat ulahmu sendiri, bukan ulah mereka (02)
maka di antara mereka ada yang benar-benar menaruh perhatian padamu dan adapula yang membalikkan badannya (03)
cukuplah Allah yang maha menaruh perhatian (04)
Mereka berkata lagi kepadamu tentang apa yang sebenarnya terjadi (05)
katakanlah kepada mereka tentang kenikmatan yang berlimpah (06)
bukan tentang susahnya makan, (07)
bukan tentang susahnya bicara, (08)
bukan tentang susahnya meludah, (09)
dan berlindunglah dari orang-orang yang sering mengeluh (10)
Hari Ketiga
S.G.N.M
Maka ketika didatangkan kepadamu waktu sore dan malam (01)
segeralah memohon ampun, (02)
mereka bertanya kepadamu tentang apa yang terjadi di waktu sore dan malam (03)
katakanlah bahwa waktu sore dan malam waktu di mana setan bersemangat melalaikanmu (04)
mereka masih bertanya kepadamu tentang apa yang sebenarnya yang menimpa dirimu (05)
mereka itulah orang-orang yang telah ditutup mata hatinya, mata otaknya, mata telinganya (06)
katakanlah ini SGNM (07)
mereka bertanya apa itu SGNM (08)
berlindunglah kepada Tuhanmu dari jilatan api neraka (09)
katakanlahl SGNM itu singkatan dari Sariawan Goblog Nanya Melulu (10)
maka mulutnya terkunci (11)
Hari Keempat
Renungan
masihkah kau akan berlaku sombong terhadap sesama ? (01)
hanya dengan luka kecil di lidahmu saja pun, kau tidak berdaya (02)
hanya kepada Allahlah segala urusan dikembalikan. (03)
Blog Hikmah