Manusia Eksperimen

Tahun 70an, para antroplog dan sosiolog bergabung mengadakan sebuah eksperimen. Mengisolasi manusia untuk tinggal di satu rumah mewah yang dilengkapi dengan barang-barang multifungsi menjadi media hiburan. Tempat tidur ditata rapi sekelas hotel bintang 5. Kulkas dipenuhi makanan dan minuman yang hadir dari lorong rahasia yang terhubung ke dapur. Satu hal yang tidak boleh dilakukan adalah berkomunikasi. Saluran telpon diputus, rumah tetangga dikosongkan. Jalan depan rumah diblok. Keluar rumah diperbolehkan hanya untuk melihat kolam belakang rumah dan menghirup udara segar. Rumah dikelilingi benteng tinggi.

Rincian Aktivitas Per-Minggu:

Minggu ke-1, manusia ini hidup biasa, mulai menulis rencana-rencana untuk 5 minggu ke depan. Catatan kecil mulai disiapkan, bahkan ditempel di beberapa pintu sebagai memo pengingat khawatir lupa. Termasuk menulis acara TV favorit. Alat-alat olahraga mulai diuji coba penggunaannya. Alat-alat hiburan diperiksa satu persatu. Luar biasa! Mewah.

Minggu ke-2, manusia ini hidup dengan semangat. Mulai menjalankan beberapa rencananya. Menulis apa yang sudah dilakukan di minggu pertama. Rutinitas siang dan malamnya. Menulis kesan-kesan di rumah mewah. Dan yang tidak lupa dilakukan adalah menonton serial Little House on the Prairie. Sendirian.

Minggu ke-3, manusia ini mulai tidak teratur dalam tidurnya. Beberapa piring kotor ditemukan di ruang TV. Dan anehnya, manusia ini semakin mahir dalam berkomunikasi dengan benda-benda mati. Siapa benda yang tidak meresponnya, maka akan dilempar. Malam-malam mulai terdengar suara piring atau gelas pecah. Lampu kamar tidur terlihat redup nyala, beberapa sudut sudah korslet duluan.

Minggu ke-4, manusia ini mulai menginjak beling-beling yang berserakan di lantai, tak sadar terinjak kaki, berdarah dan sialnya manusia ini merasa lebih kuat saat darah keluar. TV mulai jarang dimatikan. Lagu I Wanna Hold Your Hand dari the Beatle diputar keras-keras.

Minggu ke-5 manusia ini mulai ketagihan melukai diri sendiri (self-injured). Beberapa darah ditemukan di dinding sebagian ruangan. Sesekali melihat lorong rahasia di dapur. Berharap ada obat yang instan dapat menyembuhkan lukanya. Bukan itu harapan sebenarnya. Manusia ini berharap ada orang di ujung lorong rahasia ini.

Di akhir minggu ke-6, para antroplog dan sosiolog akan datang ke rumah tersebut. Mendapati rumah tidak dikunci. Beberapa kertas dengan gambar abstrak bercat warna-warni, bahkan ada yang tercium amis di beberapa gambar. Mereka akan berjalan hati-hati karena banyak beling berserakan. TV sudah tidak pada posisinya. Dan para peneliti akan menuju lorong penting dari eksperimen ini, di dapur. Ternyata manusia percobaan mereka sedang tergeletak di depan lorong dapur yang dikunci otomatis dari luar dapur.

Di tangannya tersimpan kertas yang diremas dalam genggaman. Begitu kuat. Manusia ini sudah tidak bernyawa di malam sebelumnya. Mungkin.

Para peneliti penasaran dengan apa yang ada dalam genggamannya. Dibukalah kertas itu dengan perlahan. Dibacakannya tulisan yang sudah lusuh hasil tangan manusia dalam eksperimen.

"Aku begitu mulia terlahir ke dunia ini menjadi makhluk sosial. Dan aku begitu hina harus mati dalam keadaan tak bersosialisasi. Kalian biadab!"

Para peneliti kebingungan. Satu dengan yang lainnya saling bertatapan. Seperti ada yang disembunyikan.

"Bagaimana mungkin ini bisa terjadi? Bukankahkita mengambil sampel manusia percobaan dari rumah sakit jiwa?"

Dibalik kertas tersebut, tertera juga rincian aktivitas dari minggu ke minggu. Ramalan manusia dalam eksperimen benar.


0 comments:

Post a Comment

Back to top