Daily Tale
Ada banyak cerita hari ini.
Tidak hanya hari ini—esok, kemarin, dan seterusnya. Semua bangsa manusia punya cerita yang menurutnya seru.
Ada yang seharian tak habis-habis bercerita tentang mobil ngebutnya di jalan tol yang hampir menabrak kerbau. Setiap pengendara harus tahu cerita itu, dan harus melihat tangannya meliuk-liuk memperagakan mobilnya yang ngepot.
Ada yang bercerita tentang kerasnya merantau dan manisnya hasil rantauan belasan tahun lalu. Anak-anaknya, atau orang yang lebih muda darinya, harus mabuk kepayang menamatkan kisah panjang tentang perjuangan di tanah orang.
Ada yang bercerita tentang kisah kasihnya mendulang rezeki—karena dirinya dan pasangannya berjodoh di mata siapa pun. Sampai senja, ceritanya tak pernah padam; diwariskan kepada anak cucu, lengkap dengan foto pernikahan yang sudah menguning.
Ada juga yang menggebu-gebu bercerita tentang tangannya yang berkuasa. Disebutnya satu per satu kebijakan baiknya kepada orang yang melewatkannya. Dicetak dalam buku, dibingkai besar-besar, supaya tidak terlewat lagi.
Ada yang dengan jemawa bertutur: ini itu berkat saya. Sebelah sini, sebelah sana, berkat saya juga. Yang dekat pasar, yang samping masjid, semua berkat saya. Diceritakan semuanya sampai habis kepada siapa pun yang mau mendengarkan.
Ada yang sampai muncrat bercerita tentang bau parfumnya yang gonta-ganti karena harus diganti. Semua orang yang tegap berbadan diberi tips cara menjadi wangi, lengkap dengan merek dan toko langganan.
Ada yang bercerita lewat foto tentang keluarganya yang harmonis, anak-anaknya yang manis, semuanya dikupas tuntas lewat kolom komentar. Bahkan latar ruang tamu pun ikut dibahas.
Ada yang bercerita tentang peluangnya yang gagal. Ada yang sedang berbual. Ada juga yang sedang tidak ingin bercerita.
Saya suka bangsa saya. Malaikat pun, katanya, suka. Malah sebagian ada yang mencatatnya.
Comments
Post a Comment