Rindu Para Wali
Alhamdulillah, senangnya tubuh ini masih bisa merasakan lelah—sebahagia terbangun kembali di waktu Subuh.
Tidak ada yang sulit bagi Allah untuk menghidupkan dan mematikan makhluk.
Diiringi musik Wali – Sayang Lahir Batin.mp3, saya menulis:
Kiranya tak berlebihan jika saya terpikat oleh kata-kata yang singkat...
Kau begitu hemat dalam bertutur.
Kiranya tak tergolong “cupu” jika saya galau dengan pribadimu yang cuek...
Kau begitu tenang: yang perlu dibicarakan, dibicarakan; yang tidak perlu, jangan diada-adakan.
Kiranya tak tercatat munafik jika saya tersemangati oleh doamu...
Kau berdoa dengan paket lengkap: ada harapan, ada peringatan.
Bukan sekadar doa.
Kiranya tak disebut menghamba jika saya mengidamkan kehadiranmu...
Kau pandai bersembunyi dari hal-hal yang samar, menerbitkan rasa penasaran bagi orang di sekelilingmu.
Kiranya tak disamakan dengan penguntit jika saya diam-diam memperhatikanmu...
Memang, kau bukan pusat perhatian orang-orang.
Tapi tidak bagi saya.
Kiranya tak berbual jika saya berusaha menyayangimu lahir dan batin...
Karena kau tidak tahu, cukup saya dan Tuhan yang tahu.
~ Rindu ~
Hari ini tidak ada kabar.
Saya pun tertinggal alarm.
Comments
Post a Comment