Sekapur Siroh

Tanya:

Ustaz, apakah saya berdosa karena telah mempromosikan Fulan menjadi pemimpin?
Awalnya saya percaya ia sangat baik dan saleh, tetapi setelah terpilih, ia menjadi 'pelupa' dalam banyak hal.
Mohon penjelasannya.

—Ibro

Jawab:

Ibro yang terhormat,

Pertama, jangan terlalu militan dalam mempromosikan seseorang, karena setiap orang memiliki qolbu—yakni hati yang sifatnya berubah-ubah.
Bukan kalbu (anjing), tetapi qolbu (hati).

Oleh karena itu, kata-kata yang digunakan saat merekomendasikan seseorang sebaiknya tidak sepenuhnya meyakinkan.
Misalnya, akan lebih bijak jika berkata:

“Setahu saya, sepenglihatan saya, dia baik. Ia tidak pernah lalai dalam ibadahnya. Insya Allah cocok untukmu.”

Daripada mengatakan:

“Kamu dan dia pasangan serasi. Dia sudah cantik, baik, salehah pula. Saya yakin dia yang terbaik untukmu. Yakin banget. Saya tahu kesehariannya—siang: dhuha-nya tidak pernah terlewat, malam: tahajudnya terjadwal rapi.”

Setiap orang baik dan saleh memiliki potensi untuk berbuat buruk.
Begitu pula sebaliknya, orang yang buruk pun punya potensi untuk berubah menjadi baik.
Itu pasti.

Bukan berarti Nabi Yusuf yang baik dan saleh tidak memiliki potensi untuk tergoda oleh Zulaikha.
Yusuf pun sempat ingin melakukan hal yang sama, tetapi Allah-lah yang menjaga beliau dari perbuatan keji.
(Q.S. Yusuf: 24)

Demikian pula dengan Umar bin Khattab.
Dulu dikenal bengis dan keras, tetapi kemudian menjadi salah satu pemimpin terbaik dalam sejarah umat Islam.

Itu level nabi dan sahabat, Bro.
Sebagai catatan: bukankah setan yang ditugaskan ke diskotek berbeda dengan setan yang ditugaskan ke pengajian?
Setan yang menggoda penjahat tentu berbeda dengan yang menggoda ustaz.
Semakin tinggi dan kuat iman seseorang, semakin tinggi pula jam terbang setan yang ditugaskan untuk menggoda.

Soal dosa, jangan bertanya kepada saya.
Saya tidak pernah mencatat dosa siapa pun.
(Hahaha... Pak Ustaz tertawa terbahak, lupa kalau mikrofonnya masih menyala.)

Namun, Bro, saya ingin berbagi satu doa yang termasuk dalam deretan doa yang sering dibaca Rasulullah:

"Yā muqallibal-qulūb, tsabbit qalbī ‘alā dīnik."
Wahai Dzat yang membolak-balikkan hati, tetapkanlah hati ini dalam agama-Mu.

Semoga kita semua senantiasa diberi keteguhan hati dalam kebaikan.


Comments