Tuan Putri dan Nenek-nenek
February 15, 2024
Posted by
yogaptek
| Waktu baca:
Teringat permainan nintendo waktu kecil, Super Mario Bross. Saat Mario dan adiknya Luigi ingin membantu seorang putri yang dikurung di kastil berpenjaga naga. Entah apa tujuannya Mario membantu. Tapi itulah tujuan (goal) dari gim tersebut; menyelamatkan sang putri. Melewati beberapa level, keluar masuk pipa got, melenyapkan beberapa rintangan adalah cara tercepat agar dapat bertemu putri.
Tapi pernahkah kalian berpikir kalau putri yang terkurung di kastil naga tersebut sebenarnya tidak mau ditolong?? Iya, saya baru kepikiran sekarang. Walaupun saya sudah sering menamatkan gim tersebut -alias menyelamatkan sang putri-, tapi dulu saya tidak pernah berpikir ke arah sana. Bagaimana kalau putri yang ditolong ternyata kecewa dengan kedatangan Mario? Yaa mungkin dengan dalih "mengapa kamu bermain gim terus, Mario? tidak memikirkan hal yang lain. Jangan pikirkan saya!" atau mungkin "biarkan saya berteman dengan Luigi!"
Kadang saya harus sampai ke sana. Sampai ke arah di mana dapat berpikir seperti itu.
Teringat kembali cerita saat seorang pemuda yang pagi-pagi pergi ke kampus bersemangat ingin berbuat amal baik di pagi hari. Ia bingung kebajikan apa yang harus diperbuat di kala pagi. Lantas ia melihat seorang nenek-nenek yang berada di perempatan lampu merah sedang mengelus-elus dada. Sang pemuda bergegas turun dari motornya dan langsung menarik tangan si nenek. Karena sedikit susah, si nenek digendong paksa. Akhirnya sang pemuda dengan susah payah menyeberangkan si nenek, dan ia bersukur dapat beramal soleh demi kebaikan si nenek.
Tapi setelah menurunkan si Nenek, ia malah dipukul dan dicaci maki: "Sontoloyo! gue baru saja nyebrang sampai sana, sekarang malah balik lagi ke sini!!"
Si pemuda bingung karena dilihatin pengendara yang berhenti di lampu merah. "Lha tadi nenek ngapain lihat ke ujung jalan sampai ngelus-ngelus dada? bukannya ga bisa nyebrang??" tanya si pemuda bingung.
"Bukan!! gue tadi ngelus-ngelus dada seneng kegirangan bisa nyebrang sendirian dengan selamat...."
UUUPPPSSSS!!
Tentu tidak salah juga bertingkah seperti itu.
Tapi, membantu ada aturannya. Ada caranya.
Yang keliru itu, tidak membantu sama sekali dan tidak ada kemauan untuk membantu sesama.
Kita sepertinya harus memastikan apakah orang yang sedang berkeluh kesah itu indikasi sedang membutuhkan bantuan atau sekadar memang senang saja berkeluh kesah?
Kita mungkin saja harus tegas bertanya, kamu teh sedang curhat sedih dan perlu bantuan atau curhat saja tidak sepaket dengan bantuan?
Dan oh iya bagi siapapun yang akan membantu, satu lagi, luruskan niat! membantu siapapun dan apapun, pastikan hanya untuk mengharap maghfiroh Allah SWT.
Mungkin ada saran dari pembaca tentang bagaimana caranya membantu sesama agar semuanya tidak ada kesalahpahaman dan lega tentunya?
2012#menunggu dosen di pagi hari.
Dan oh iya bagi siapapun yang akan membantu, satu lagi, luruskan niat! membantu siapapun dan apapun, pastikan hanya untuk mengharap maghfiroh Allah SWT.
Mungkin ada saran dari pembaca tentang bagaimana caranya membantu sesama agar semuanya tidak ada kesalahpahaman dan lega tentunya?
2012#menunggu dosen di pagi hari.
Blog
Subscribe to:
Post Comments
(Atom)
0 comments:
Post a Comment