Kutipan Ketipan
“Sik... sik... sebentar, kalau tidak salah, iklan ini hanya ditayangkan di sini saja,” ujar saya sambil menunjuk layar televisi. Tadi pagi, saat menyantap sarapan, saya dan istri menonton sekilas beberapa iklan. Baru kami sadari, bahkan untuk tayangan pariwara pun kini sudah diasuh oleh satu stasiun TV tertentu. Sebelumnya, kami memang sudah paham tentang kehadiran berita picisan dan cerita recehan yang diputar berulang di kanal yang sama. Ibarat orang Sunda yang memahami singkatan SMD di gerobak tahu, kami berdua sudah tamat memperhatikan acara-acara televisi. Terdengar seperti tidak ada kerjaan, memang. Namun ini adalah aturan tidak tertulis yang kami sepakati: tidak banyak mengonsumsi berita mentah dari jejaring media sosial. Kami khawatir sakit perut. Kami tidak pernah dan tidak akan berdebat soal berita, apalagi cerita sebaran siluman dari grup-grup tertentu. Kami hanya saling menatap saat melihat anggota grup menjelma menjadi Zeus, Sokrates, Plato, atau bahkan yang gerak...