Posts

Showing posts from February, 2012

Tertimpa Durian: Sakit.

Wah, sudah lama saya tidak menulis lagi. Sebenarnya tidak terlalu sibuk. Terbukti, saya tidak pernah absen menuliskan status di Facebook. Hanya saja, saya menunggu waktu seperti ini—saat hujan turun deras di luar, dan di dalam kosan ada yang sakit: saya sendiri. Benar adanya saat orang mengatakan, jangankan untuk berpikir, untuk makan saja orang sakit begitu malas. Lantas, apa yang saya kerjakan sekarang ini kalau bukan berpikir? Bagi saya, menulis membuat suasana menjadi lebih rileks. Pikiran tidak tegang, dan segala bentuk unek-unek tersalurkan. Lega. Hujan di luar masih deras. Saya mencoba mengimbangi suara hujan dengan lantunan murotal Al-Ghomidi dari pemutar MP3. Begitu nikmat suaranya. Tangan saya tak henti-hentinya menyeka cairan yang terus mengalir dari lubang hidung. Ah, bagaimana mungkin manusia seperti saya ingin berlaku sombong terhadap sesama—berlagak paling bisa, paling tahu, paling hebat? Ingus saya sendiri saja tak bisa saya kendalikan. Saya kewalahan. B...

Kamis Gokil, Gagak Keparat (KGGK)

Percaya atau tidak, tiga hari setelah kejadian itu, layaknya jelangkung, nyengir itu datang tak diundang, pulang tak diantar. Setiap kali mengingat acara itu, saya nyengir sendiri. Ingat lagi, nyengir lagi. Sungguh, acara yang sangat super duper gokil. Kamis, 26 Januari 2012, menjadi bukti tak terbantahkan bahwa setiap ada usaha, di situ ada jalan—sekalipun usahanya minim. Segelintir orang pun ikut terlibat, dan di akhir acara mereka kompak mengucapkan: “Ini acara paling gokil yang pernah ada.” Siang itu, saya disibukkan dengan acara pementasan seni Gerak dan Tawa —istilah ini muncul tepat saat penulisan catatan ini. Meskipun yang akan diperagakan adalah puisi yang sangat tragis, karena tanpa persiapan, ujung-ujungnya tergolong ke genre komedi. Acara dimulai pukul 19.00, sekarang pukul 12 siang. Walaupun saya bukan ketua acara, saya dibingungkan oleh beberapa hal luar biasa: MC belum pasti. Aktor untuk puncak acara belum jelas. Sound belum dikonfirmasi ulang. Tempat baru b...

Aku, Kodim, dan Gada Kerjaan

Baru kali ini saya memiliki seseorang yang bisa diajak ngobrol tentang sesuatu yang sebenarnya sudah lama saya tahu: hobi memelihara burung. Namun, saya belum pernah mengulik lebih dalam tentangnya. Saya tidak pernah benar-benar memahami mengapa orang-orang begitu menggilai hobi ini. Apakah karena mereka senang mendengarkan merdunya suara burung? Atau terpikat oleh keindahan warna bulunya? Atau sekadar hobi mengoleksi sangkar dengan berbagai bentuk, ukuran, dan warna? Tapi bisa dibayangkan, saat pagi cerah, sebut saja namanya Kodim, harus naik ke pohon depan kosan untuk menggantungkan sangkarnya agar burung-burungnya bisa menikmati hangatnya sinar mentari. Namun, setengah jam sebelum naik pohon, ada ritual khusus: memandikan burung dan memberinya makan. Pakannya pun beragam, karena selera burung berbeda-beda. Saya melihat wadah-wadah dengan isi yang berbeda: Ada ulat yang ia beli seharga Rp1.000 untuk setengah ons (tentu bukan ulat bulu), Ada wadah berisi 12 ekor jangkrik se...