Posts

Privacy Policy for Simulasi Adegan Elektronik

Privacy Policy Effective Date: August 28, 2024 1. Introduction SAE or Simulasi Adegan Elektronik  is committed to protecting your privacy. This Privacy Policy explains how we collect, use, and disclose your personal information when you   use our app available on Google Play.     2. Information We Collect Personal Information: We may collect the following personal information from you: Name (You may use any random names) Non-Personal Information: We may also collect non-personal information, such as your device type, operating system, and IP address. 3. How We Use Your Information We may use your information for the following purposes: To personalize your experience To communicate with you (e.g., updates, support) To analyze app usage and performance To comply with legal requirements 4. Your Choices You may request access to, correction of, or deletion of your person...

Vixpo 2024

Image
Akhirnya pecah telur juga. Tahun 2024 punya karya. Saya beri nama Vixpo 2024. Sebuah karya bersama mahasiswa semester 6 mata kuliah Penunjang Seni Rupa Intermedia jurusan Seni Rupa Fakultas Industri Kreatif Universitas Telkom. Di tengah perjalanan diskusi berminggu-minggu, saya merasa lebih dekat dengan karya mereka dan tertarik untuk merealisasikan proses pengkaryaan mereka secara digital. Karya-karya ini tentunya akan direalisasikan secara real pada mata kuliah lain (Studio). Kami hanya membicarakan dramaturgi dan menentukan elemen dramatis yang bisa diterapkan dalam karya mereka.  Vixpo berarti Virtual Expo. Masih dengan aplikasi Construct 2 saya merancangnya. Sebagai tambahan, sekarang saya menggunakan sweethome 3D untuk membuat tampilan interiornya. Mayoritas properti dalam media ini berlisensi Creative Common License yang Non-Komersil. Tentu saja penggunaan media ini ditujukan untuk kepentingan pembelajaran. Tidak bersifat komersil. Dari sekitar 12 karya, saya mengurasi enam...

Keluarga Sabitra

Image
Saat akhir tahun tersadar belum ada karya di tahun 2023, saya segera mencari di dalam daya imaji ini untuk sebuah karya. Harus punya karya. Wajib berkarya. Tapi karya apa? Setelah beberapa hari, melihat anak-anak sedang aktif dan pintar berkomunikasi, saya coba ajukan di rumah kecil kami, siapa yang ingin buat film kartun ? Semuanya kompak bersemangat menjawab mau. Saya langsung mengambil langkah untuk uji coba isi suara. Untuk mengetahui seberapa fokus mereka dalam memerankan tokoh. Ya, salah satu jantung animasi adalah pengisi suara . Dimulai dari Sae, si cikal ini bisa fokus membaca dan mendengarkan arahan untuk mengisi suara. Birru dan Atra bisa bergerak dengan 'tawaran-tawaran' tertentu. Maklum ketiga anak-anak saya masih TK. Bahkan Atra belum sekolah. Saya coba membuat alur kasar tentang sebuah keluarga dengan tema aktivitas keseharian. Dan jadilah sebuah film pendek dengan judul Keluarga Sabitra . Sabitra adalah singkatan dari nama-nama anak ka...

Jajan

Image
A Paragraph Called Marriage A Paragraph Called Marriage A Paragraph Called Marriage adalah buku saku reflektif karya saya dalam nama pena Alwan Nawla , ditulis untuk hati-hati yang tenang dan pencinta narasi pendek. Buku ini menyajikan fragmen perenungan tentang pernikahan, relasi, dan keheningan yang bermakna. Cocok untuk dibaca pelan-pelan, disimpan di saku, atau dijadikan hadiah kecil untuk pasangan dan sahabat. Format digital Kindle memudahkan akses di mana saja. 📖 Beli di Amazon

Sekapur Siroh

Tanya: Ustaz, apakah saya berdosa karena telah mempromosikan Fulan menjadi pemimpin? Awalnya saya percaya ia sangat baik dan saleh, tetapi setelah terpilih, ia menjadi 'pelupa' dalam banyak hal. Mohon penjelasannya. —Ibro Jawab: Ibro yang terhormat, Pertama, jangan terlalu militan dalam mempromosikan seseorang, karena setiap orang memiliki qolbu —yakni hati yang sifatnya berubah-ubah. Bukan kalbu (anjing), tetapi qolbu (hati). Oleh karena itu, kata-kata yang digunakan saat merekomendasikan seseorang sebaiknya tidak sepenuhnya meyakinkan. Misalnya, akan lebih bijak jika berkata: “Setahu saya, sepenglihatan saya, dia baik. Ia tidak pernah lalai dalam ibadahnya. Insya Allah cocok untukmu.” Daripada mengatakan: “Kamu dan dia pasangan serasi. Dia sudah cantik, baik, salehah pula. Saya yakin dia yang terbaik untukmu. Yakin banget. Saya tahu kesehariannya—siang: dhuha-nya tidak pernah terlewat, malam: tahajudnya terjadwal rapi.” Setiap orang baik dan saleh memiliki ...

Indah Karena Warna

Kalau semua orang di dunia ini baik, pasti tidak akan ramai. Kalau semua urusan di dunia lancar terus, pasti tidak akan ramai. Kalau semua mahasiswa nilainya A, pasti tidak akan ramai. Kalau semua keinginan terpenuhi, pasti tidak akan ramai. Coba bayangkan jika semua keinginan kita dikabulkan... Semua orang ingin sehat. Kalau semua makhluk di dunia dikabulkan keinginannya untuk selalu sehat, apa yang akan terjadi? Rezeki para dokter akan terhambat, dan hakikat ilmu kedokteran tidak akan berkembang. Semua orang ingin dipuji terus-menerus. Apa yang akan terjadi jika kita dipuji setiap jam, bahkan setiap menit? Mungkin kita akan muak, atau malah curiga: ada apa ini? Mencintai dan dicintai terus-menerus pun tidak akan ramai. Karena kita baru tahu arti mencinta saat pernah membenci, atau dibenci. Semua keinginan terpenuhi, pasti tidak akan ramai. Harus ada warna lain agar hidup terasa indah. Perlu kecewa untuk tahu bagaimana cara bertahan. Perlu menyesal untuk tahu bagaimana...

Tuan Putri dan Nenek-nenek

Image
Teringat permainan Nintendo waktu kecil: Super Mario Bros . Saat Mario dan adiknya, Luigi, berusaha menyelamatkan seorang putri yang dikurung di kastil berpenjaga naga. Entah apa tujuan Mario membantu, tapi itulah misi utama gim tersebut: menyelamatkan sang putri. Melewati berbagai level, keluar masuk pipa got, dan melenyapkan rintangan adalah cara tercepat agar bisa bertemu sang putri. Tapi... pernahkah kalian berpikir, bagaimana jika putri yang dikurung di kastil itu sebenarnya tidak ingin ditolong? Iya, saya baru kepikiran sekarang. Walaupun saya sudah sering menamatkan gim tersebut—alias menyelamatkan sang putri—dulu saya tidak pernah berpikir ke arah sana. Bagaimana kalau sang putri justru kecewa dengan kedatangan Mario? Mungkin ia berkata, “Mengapa kamu bermain gim terus, Mario? Tidak memikirkan hal lain. Jangan pikirkan saya!” Atau mungkin, “Biarkan saya berteman dengan Luigi!” Kadang, saya harus sampai ke titik itu. Sampai ke arah di mana saya bisa berpikir seperti...