Salam dari Hujan [2]
segala sesuatu di dunia ini tidak terjadi sia-sia, semua berjalan pada garisnya sendiri, aman, tenang, cocok bagi mereka ataupun kita tak dapat dipungkiri, dengan catatan... tetap cermat memperhatikan pelajaran-Nya. Waktu itu, saya tak bisa berbuat apa-apa lagi. Saat di mana saya tidak mendapatkan kesempatan untuk bergabung dengan teman-teman di Jogja. Sementara itu, Ibu sedang "sibuk" menasihati saya—hahaha, maklumlah. Ini bukan pertama kalinya. Beliau sudah sangat hafal dengan kebiasaan saya: selalu lalai dalam banyak hal. S.E.L.A.L.U. Gagal mendapatkan tiket kereta karena terlambat mungkin sudah yang kelima kalinya. Selalu ada saja yang tertinggal, entah saat berangkat dari Jogja ke Garut, atau sebaliknya. Padahal, Ibu selalu berusaha membantu menyiapkan barang-barang saya dengan teliti. Tapi tetap saja, ada yang luput. Bagi saya, itu hal sepele. Tapi bagi beliau... hal sepele bisa mengubah dunia, mungkin. Oke, lupakan soal saya yang kembali diceramahi oleh sang Pem...