Warna: sebuah Tanda dan Tugas
Pemuda bersweater merah itu menghadap dua kaca berukuran besar. Sebagaimana karakter kaca yang transparan, ia bisa melihat orang-orang di luar sana. Begitu pula sebaliknya, mereka yang berada di luar dapat melihatnya dengan jelas. Pandangannya menembus layar laptop ASUS di depannya, lurus menerawang ke luar. Gedung tempatnya berdiam kini bertetangga dengan bangunan-bangunan yang sedang direkonstruksi. Layaknya orang yang sedang banyak pikiran, pemuda itu mengatur arah tatapannya agar tampak kosong, meski diam-diam ia mengamati para kuli bangunan yang begitu sigap: cepat, lancar bolak-balik mengambil ini, menyimpan itu, menunda lelah, dan menuntaskan tugas. Tugas kampus yang masih bersarang di pikirannya ia tinggalkan sejenak, ditukar dengan catatan ringan yang menghibur. Catatan itu menggambarkan para pekerja yang semuanya memakai helm kuning—mereka yang tidak berseragam. Sesekali terlihat sosok berseragam mengenakan helm putih, yang ia duga sebagai mandor. Dan sesekali pula matanya m...