Matematiku Jeblok
Berikut adalah versi yang telah dirapikan sesuai permintaan: kata "aku" diubah menjadi "saya", "ketika" menjadi "saat", ejaan dan kapitalisasi disesuaikan dengan kaidah Bahasa Indonesia yang umum, pengulangan disederhanakan, dan beberapa gambaran ditambahkan secara halus agar narasi lebih hidup namun tetap proporsional: Saya tersenyum tak henti-henti. Bahkan dalam self-talk, saya terus mengulang angka-angka yang tadi saya tuliskan. Seharusnya hal itu sangat mudah, tapi entah mengapa terasa begitu sulit. Saya harus mencoret dua kali karena ragu apakah yang saya tulis benar atau salah. Tapi semuanya berakhir dengan pembubuhan tanda tangan—tanda tanggung jawab, tanda keberanian. >.< Menindaklanjuti cerita sebelumnya tentang bapak kos, saya harus mentransfer sejumlah uang agar bisa kembali menempati kamar kos di Kota Sri Sultan. Siang tadi, saya dan Ibu pergi ke salah satu bank di Jawa Barat. Sebenarnya saya tidak berniat minta diantar, tapi...